Peperangan Lama
Aku memang sudah gila kalau mengetahui sebagian besar penulis mengemis kepada penerbit sementara diriku menolaknya. Jalur penjualan yang akhirnya kupakai dengan menitip lewat angin. Hai angin kataku lagi saat itu jika kalian adalah kendaraan baik dan buruk untuk menyampaikan sesuatu kepada manusia maka berilah angin yang baik saja kepadaku, agar mereka menjadi kendaraan bagi bukuku berbicara; tentang sesuatu yang baik di dalam bukuku kelak dimanifestasikan sebagai mutiara hidup dalam peradaban ini.
Sejak buku perdanaku terbit; tarik-menarik tidak ingin terkenal dengan kondisi sakit kepala ‘stres’ yang aku alami tidak sedikit. Aku melawan arus utama dengan memerangi diriku. Cara-cara kampung butuh kesabaran tinggi selain itu juga butuh kesiapan mental menerima kesulitan. Hal itu semakin dipicu ketika yayasanku mulai membutuhkan dana tidak sedikit untuk inisiatif program sosial yang aku bangun untuk kelompok kecil. Juga ada keinginan kuat membuktikan teoriku tentang “sesuatu yang luar biasa dihasilkan dari cara biasa”.
Pemikiran dan ide-ide gila itu muncul karena penemuan cukup adalah cukup telah kugapai. Kukira hal ini memberi kontribusi terbesar sehingga kenekatan itu hadir dan membulat dalam dadaku. Membentuk arusku sendiri yang secara langsung membuatku menjauh dari arus umum. Aku sangat terobsesi bekerja dibalik di gunung, secara diam-diam dan sunyi untuk menghasilkan sebuah masterpiece dunia. Ide gila itu seperti ingin mematahkan korelasi suatu hubungan permanen yang telah berlangsung sedemikian lama di masyarakat dan dipercaya itu hanya satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan dengan mentransformasikannya menjadi sebuah ciptaan baru.
Ide besarnya aku sangat tertarik menabrakkan dua hal yang bertentangan dan menjadikan sesuatu yang tidak mungkin adalah kemungkinan!
Peperangan yang terjadi dalam diriku sangatlah banyak. Ada kelelahan dan ada keinginan menyerah. Rasionalitas bergerak sangat liar menggugat pemikiranku sendiri. Ada usaha bertahan agar tetap konsisten di atas keinginan berkhianat terhadap pesan yang ingin aku bawa. Pokoknya orang yang suka berkelahi dengan diri sendiri itu adalah Giharu Si Perempuan Gunung.
Sebagaimana peperangan membela kebenaran akan melahirkan sebuah kitab kehidupan demikian juga peperangan yang mungkin boleh aku katakan telah selesai diriku tuntaskan telah melahirkan begitu banyak bulir kehidupan. Aku yakin, itu tidak akan pernah habis dimakan oleh zaman dan kelak memberikan warisan berpikir baru bahwa uang, ketenaran dan segala sesuatu yang terlihat di atas permukaan itu mempunyai jangka waktu yang lebih singkat dan itu bukanlah segalanya. Proses yang dihasilkan dari pergolakan di bawah permukaan mempunyai nilai yang lebih abadi dan ini yang harus menjadi acuan manusia modern dalam merevitalisasi penurunan etika dan moral dalam meraih sesuatu.
Selalu kredit orang lain tidaklah diperlukan dalam hal ini karena ini soal pembangunan diri maka jangan buat pernyataan tidak ada orang yang tahu.
Dengan meledaknya pemasaran online di Indonesia yang juga terpengaruh oleh peningkatan di lini pasar internasional, otomatis ini berakibat pemasaran konvensional buku Indonesia dan dunia terpukul sangat hebat. Perubahan ini memberiku perasaan terbebaskan atas dilema-dilemaku dan menjadikan teoriku terbukti!
Dan ketika mengetahui Amazon mempunyai anak perusahaan yang bernama CreateSpace yang fokus pada divisi paperbook telah menjadi jalan bagiku untuk menerbitkan bukuku sampai ke seluruh dunia tanpa merasa menjadi pembelot atas pesan-pesan yang telah aku ucapkan 5 tahun lalu.
Kredit orang lain tidak diperlukan di sini karena proses adalah milik pusaka pribadi yang harus senantiasa dicari oleh siapapun yang mengejar keindahan hidup. Publik hanya perlu mengetahui hasil akhirnya yaitu untuk membeli buku Giharu sekarang bisa melalui Amazon, klik di sini Amazon US, Amazon UK dan Amazon Eropa.
Kisi-kisi peperangan telah terperas menjadi bulir-bulir kehidupan. Konsistensi dan bertahan dalam masa sulit telah termaterai kuat-kuat di dalam kerangka pembangunan diri. Itu akan memperindah khazanah tulisanku yang berikutnya.
Terima kasih kepada Sang Semesta atas kesempatan telah pernah berada di ruang bertahan dan menyerah yang begitu mencekam sekaligus mengasyikkan.
Khususnya kepada sahabatku Helena Abidin (Direktur Marketing BMW) dan Alex (Bos PT. Varnion Technology Semesta), kepada kalian aku persembahkan tulisan ini. Kalian adalah orang pertama yang langsung percaya apa yang kukatakan tentang bukuku membawa pesan pertumbuhan. Saat kita duduk di sebuah cafe di Plaza Indonesia pada pukul 07 pagi, kuyakinkan apa yang kalian dengar lima tahun lalu yang kubawa turun dari gunung belum bergeser satu mili pun hingga detik ini.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.