Hal Setelah Cukup
Aku terus bergerak, tetapi seperti kebiasaanku juga terus mempertanyakan yang telah dan sedang kulakukan. Seandainya dana-dana yang aku buang untuk memperjuangkan gagasanku kupakai untuk berlibur, mungkin sudah banyak dunia aku jelajahi. Begitukah?
Kadang begitu yang kupikirkan kalau sedang ketemu sebuah destinasi yang memikat hatiku saat berselancar di dunia maya, seperti foto pantai Maldives. Dibandingkan laut, aku memang lebih suka gunung, karena di gunung ada kehidupan sedangkan di laut hanya ada kematian bagiku, tetapi mengapa aku pernah begitu ingin ke Maldives dan tidak melakukannya?
Kadang aku juga cemburu dengan kawan-kawan yang berlibur bersama keluarga atau pasangan mereka. Lalu mengapa aku tidak melakukan hal yang sama?
Atau yang kupikirkan mungkin ini; setidaknya uangku bisa kupakai untuk membeli keperluan ‘manusia umum’, seperti televisi datar lengkap peralatan suaranya, mobil, kabinet dari jati, motor China yang seperti sepeda yang sedang tren itu, rumah, tanah, dan ya macam-macam keperluan manusia umum itu yang terus dijual. Salah satunya pasti juga menggoda bukan? Pastilah aku pernah tergoda untuk memilikinya, tetapi mengapa tidak aku wujudkan, bukankah aku tidak memilikinya, satu pun dari itu tidak?
Jika 20 tahun lalu, aku mungkin akan gelisah kalau kulitku pecah-pecah dan uang akan kutabung terus agar bisa ke Maldives. Oh ya, kuingat dulu sekali, aku pernah mengatakan kepada dokter jantungku suatu hari aku akan kembali datang memeriksa jantungku…apabila saatnya itu telah tiba maka itu menandakan aku telah berhasil memenuhi hasratku mengunjungi Machu Pichu.
Malam ini (suatu malam), aku memikirkan hal ini; bahwa pasca seseorang mengalami tahap cukup adalah cukup benarkah membuat ia tidak mau banyak lagi? Pada fase berikutnya, setelah cukup itu, benarkah manusia mulai mencari hal-hal ideal? Hal-hal ideal maksudnya hal yang lebih mempunyai daya tahan lama dan sarat nilai.
Tentang liburan lagi, aku tidak begitu yakin masih butuh ke Maldives atau ke Machu Pichu atau kemanapun (aku sudah tahu itu dan selalu sama jawabannya jika ia muncul sebagai pertanyaan lagi dalam diriku); liburan dalam konteks ini bukanlah hal ideal karena tidak akan pernah ada destinasi yang mampu memuaskan segala hasrat, pelesir mana yang cukup pergi ke satu tujuan saja; seindah tempat wisata dan selezat makanan apapun kalau dimasukkan ke dalam gelas kecukupan tetap saja akan tumpah sia-sia; rupanya setelah mengalami level cukup adalah cukup akan mendapatkan pengertian bahwa hidup yang untuk diri ini memang hanya cukup untuk per hari dan per detik ini saja. Apapun itu sudah cukup; urusan lain sama sekali atau jarang sekali akan menjadi sebuah obsesi lagi.
Orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya adalah orang-orang yang akan memberikan manfaat sangat besar bagi kebahagiaan publik. Pelayanan pengembangan masyarakat atau mengabdi untuk kebahagiaan publik menjadi salah satu bidang yang akan ditekuni. Namun memperjuangkan gagasan publik akan membuatmu sangat menderita karena kau tidak bisa menegasikan diri dengan segala dinamikanya, termasuk kau adalah makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri.
Apabila seandainya kau tidak butuh lagi menyenangi dirimu masih ada orang-orang sekitarmu yang masih perlu disenangi; hanyalah kerelaan dan ketulusan luar biasa besar yang bisa mengimbanginya sehingga kebahagiaan sejati itu sudah dipetik terlebih dahulu jauh sebelum penderitaan itu datang menghadangmu.
Hal setelah cukup orang akan mencari hal-hal ideal, tetapi memperjuangkan yang ideal juga turut mengorbankan sesuatu yang akan mengurangi nilai ideal keseluruhan.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.