1001 Halaman Jari Menari
Ketika mengetahui jari yang menari saat menyusun buku Giharu, lembar demi lembar seperti ada udara penghisap di jari, dengan sigap ditarik dan disusun jadi buku: adalah pemandangan yang sangat menakjubkan bagi Giharu yang masih menyimpan jiwa metropolisnya. Proses transformasi dirinya, yang ia tulis dari seorang metropolis menuju sederhana benar-benar bukan hanya telah tertulis tetapi lewat proses penerbitannya membingkai kisah yang sangat luar biasa. Mari bayangkan dari angka besar untuk menilai sebuah kejujuran, 2000 halaman dikali 1 juta set akan menghasilkan… Ya! 2 milyar halaman! 2 milyar halaman akan dipungut oleh tangan para wanita di sekitar percetakan dan menyusunnya jadi buku-buku.
Proses Penerbitan Buku
(V) Proses Seorang Penulis
Proses penulisan sudah mengambil kisah tersendiri. Poses pencetakan/penerbitan adalah satu kisah lain yang harus masuk hitungan perjalanan keseluruhan menjadi seorang penulis. Menjadi penulis menuangkan isi pikiran dan kreasi dalam tulisan, percetakanlah yang menjahitnya menjadi sebuah gambaran utuh kehidupan dari kisah buku, sehingga buku bisa berbicara ke mana-mana. Proses penerbitan buku adalah suatu proses panjang yang mengharubirukan.
(V) Gemerlap Rupiah
Namun sisi gemerlap dan manisnya rupiah dari bisnis buku belumlah bisa dikecap oleh percetakan kecil, bila mendengar bagaimana kisah mereka bergelut dalam perputaran uang yang sangat besar dengan modal dengkul dan bisnis yang sarat dengan mafia ikan besar makan ikan kecil, sangat ngeri, seperti judi, dan tidak sedikit jatuh terseot-seot apalagi karakteristik percetakan kecil di kota-kota kecil yang cenderung masih menerapkan ‘pengabdian’.
(V) Percetakan Yogyakarta
Yogyakarta terkenal dengan biaya cetak yang murah, mudah dan pelayanan yang tidak dibatasi hitung-hitungan bisnis — public service city dan hal ini sering kali dimanfaatkan oleh akal yang lebih lihai dari Sabang sampai Merauke. Yogyakarta juga sangat ideal dijadikan proyek contoh karena dekat dengan lokasi penulis.
Mematahkan Anggapan Percetakan Kecil
(X) Bukan buku laku
Paradigma suatu produk hebat dihasilkan dari cara hebat adalah hasil pemikiran kapitalis. Rasanya sangat tidak berkeadilan bagi pihak kecil karena kesempatan mencetak buku berkualitas sangat jarang mereka terima, penulis berduyun-duyun pergi ke perusahaan bonafid sementara mengharapkan penerbit besar memberi jatah rasanya tidak mungkin, kembali lagi masalah kemampuan, manajemen dan ketersedian peralatan yang minim.
(X) Kualitas buruk
Benar, bila memakai mesin cetak skala foto kopi (mesin toko) dan perlu diketahui dari mesin toko ini percetakan kecil itu memulai dan bertahan selama ini, mesin toko tetap dibutuhkan untuk jenis cetakan yang tidak membutuhkan spesifikasi tinggi seperti buku fiksi, non fiksi, ilmiah dan sebagainya. Tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan Giharu dengan cetakan pertamanya, dengan mesin 52 (Oliver) hasilnya cukup memuaskan.
(X) BIAYA TINGGI
Sudah pasti, sebagian peserta tidak mempunyai standar mesin cetak skala novel atau buku ilmiah lainnya sehingga dipastikan mereka akan menjalin kerjasama ke mana-mana. Hal ini akan menjadi perhatian besar terkait kendali kualitas mengingat percetakan kecil tipe 1 adalah yang terbesar dan menjadi fokus tujuan dari sistem kolaborasi yang akan dilakukan.
(X) Tidak profesional
Sangat benar, kemampuan sumber daya dan pengalaman bisnis yang terbatas sulit menjadi profesional, namun perlu dibuat parameter ulang tentang kriteria profesional dari managemen kearifan lokal dan dengan managemen itu kembali dan bantuan pengalaman bisnis yang sudah mengalami metamorphorsis diharapkan Giharu dan tim dapat melakukannya dengan baik.
(X) Rawan pembajakan
Benar sekali. Dengan sistem keterbukaan dan kekeluargaan yang dijalin dan rencana ke depannya seharusnya isu ini bisa teredam lambat laun. Menyelesaikan masalah dengan mendatangi sumber masalah adalah cara membangkitkan jiwa yang akan menyentuh sampai ke mental cara berusaha.
Comments