WO: Mau Muntah
Ia mungkin melangkah ke jendela kamar, berdiri dekat tirai yang belum tertutup, kaca jendela buram seketika—sepertinya ada yang mulai menggugat perilaku-perilaku manusianya yang sangat brengsek. Rasanya seperti linggis mencongkel kolong rumah mencari bangkai tikus ia merasa…Hei! Syukurilah jika bisa ikut keberangkatan penemuan mengapa aku berjalan semakin menjauhi sumber air sejati kata sebuah suara?
Temans, mungkin katanya begini, sebebal dan sejahat-jahatnya pasti akan ada satu malam seorang anak manusia bertemu hatinya yang paling dalam. Katanya lagi sebagaimana rata-rata manusia hidup secara umum maka hanya terketuk ketika sedang mengalami hal-hal umum namun jika belum mengalami penyakit, rasa terpuruk, dibully atau kebuntuan bertubi-tubi dan belum juga kuanggap hal umum maka mohon doakan agar jangan terlambat aku sadar mintanya kepada penggemarnya.
Dari kedalaman akan meloncat kejernihan karena dekat sumber sejati demikianlah juga dari kedalaman hati manusia tersedia cermin yang paling jujur tentang aku seperti binatang apa?
Kaitannya dengan aksi WO oleh seorang pianis terkenal, Bang Sukarlan sangat menarik sekali bagiku sebaliknya ngeri-ngeri sedap bagi lelaki yang sedang merenung di balik jendela.
Dari luar jendela kamarnya, tanpa sepengetahuannya aku ingin kita menjauh dan pergi ke ruang waktu yang masih hangat untuk melihat peristiwa yang baru berlalu. Setelah itu pantaslah kita bertanya mengapa semua ini bisa terjadi?
Mari kita buka catatan! Waktu sekolah dari SD sampai perguruan tinggi, kita dituang berjibun-jibun pengetahuan “MENYELESAIKAN MASALAH DARI AKAR MASALAH”. Jangan hanya koar-koar! Sangat wajar bila kita klaim kemampuannya mengimplementasikan satu hal ini karena ia bergelar PhD kecuali lulus dengan cara plagiat. Di keluarga orang tua juga sering membantu kita menemukan akar masalah ketika menyampaikan masalah kita. Ini semua ada kecuali, kecuali prestasinya memang tukang buat masalah.
Kita akan mencari akar masalah mengapa WO bisa terjadi mumpung masih berada di ruang waktu hangat ini kataku. Biasanya sumber masalah sering menghindar bertemu akar masalah karena yang ia temukan dirinya sendiri. Tak mengapa. Karena akarnya sudah menjadi masalah publik dan eksesnya kini ada di udara yang terpaksa kita hirup maka dalam ruang waktu hangat ini kataku lagi kita akan sangat mudah memetakan tenun persatuan bangsa yang terkoyak-koyak di sana, di sini di mana-mana (kataku sambil menunjuk ke segala arah ruangan) karena sebuah kursi diraih dengan cara-cara jualan agama dan SARA. Ia sangat tidak beretika dan sadis.
Secara de jure kursi itu sah secara de facto tidak sah dia cacat etika. De jure punya batas waktu de factor tidak. Cacat etika tidak perlu dibenarkan 58%. Cacat etika adalah cacat etika. Bagaimana menghapus sejarah? Apakah lelaki itu memiliki sebuah sapu ajaib?
Siapapun yang melakukan cacat etika di muka bumi ini akan memanen hukuman sosial tanpa batas waktu. Ini sangat serius! Kalau belum percaya coba tengok tulang-belulang Orba yang masih dihujat hingga detik ini. Kalau air saja dihujat maka kristalnya akan berubah seperti wajah yang terdistorsi mengerikan niscaya jiwa manusia tidak akan pernah tenang kalau dicaci terus-menerus. Generasi ke generasi akan melakukannya. Akan berkurang sedikit tetapi tidak pernah benar-benar reda walau ada celah hukum untuk memperbaikinya? Adakah, bisakah dan maukah?
Hukuman sosial dalam berbagai bentuk terjadi seperti tutup botol minuman soda yang terlontar secara tiba-tiba karena gas sudah sampai di leher. Gerakan hati yang murni bukan produk fitnah akan bekerja berdasarkan mekanisme hati nurani, lembut namun menghukum sampai ke saraf tepi. Makanya ia sering memegang dahinya yang sakit kataku.
Cantiknya WO Bang Sukarlan karena lahir dari “akibat” yang mempunyai “sebab”, ia lahir dari dorongan hati nurani seperti yang sudah dikonfirmasi dirinya. Ini adalah hak pribadi yang tidak bisa diganggu gugat.
Sejam berlalu mesin pabrik hoax segera beroperasi memproduksi pil PCC untuk menegasi “akibat” yang belum diselesaikan dan otomatis menimbulkan “sebab” baru. Hal ini biasa dilakukan orang-orang membangun benteng pertahanan kalau terserang. Hal ini ada dua sisi, untuk sisi lelaki yang sedang memandang ke jendela akan semakin terbeban batinnya menurutku.
Dalam ruang waktu hangat itu, aku duduk dan bertanya kepada penggemarnya, “Apakah kalian berharap ia bunuh diri? Oh..katakanlah sejujur-jujurnya jangan ada dusta diantara kalian!!”
Kebijaksanaan belum diraih dendam dipupuk. Sebuah situs tiket dan travel diboikot. Di mana akal sehat kalian? Makanya jangan marah stereotip tukang buat masalah dilekatkan kepada kalian kataku menunjuk kepada mereka dalam ruang waktu yang semakin panas dengan mata membelalak!
Inilah jadinya, kalau sumber masalah dipaksa menyelesaikan masalah. Boro-boro bisa kerja, menyelesaikan masalah sendiri saja belum lulus. Penggemar ia bawa ke neraka.
Hal lain dari WO katanya panitia akan mengirim surat permintaan maaf, menurutku sangat berlebihan. Bang Sukarlan sudah konfirmasi bahwa ini murni tindakan pribadinya dan kemudian diikuti oleh beberapa orang adalah urusan masing-masing.
Ekses apa yang akan terjadi, panitia tidak perlu mengambil porsi 100%!! Apa yang akan terjadi pada bangsa ini tentang cerita ‘horror’ yang dikahwatirkan bisa meletus karena hanya gara-gara dipicu satu biji pentil ban saja semua bisa terjadi di negeri ini maka siapapun WN, baik kelompok maupun pribadi mempunyai tanggung jawab yang sama beratnya.
Aku kemudian keluar dari ruang waktu hangat meninggalkan orang-orang yang masih belum cetoh metoda “selesaikan masalahmu dari akarmu”. Tadi sebelum keluar telah aku sampaikan jikalau mau jujur, di sudut hati masih tahu mana yang bengkok mana yang lurus maka bayangkan perasaan mau muntah dan rasa ingin meludahi seperti yang dirasakan oleh kawanku menyatu begitu kuat ketika mendengar ocehan yang berpunggungan dengan perilaku. Perasaan seperti ini pernah aku alami juga. Semakin lama duduk rasanya jadi ikut sinting. Silakan pilih tetap duduk tetapi hati berontak atau chatting ke kawan-kawan membahas penyakit kejiwaan.
Kalau aku jadi Bang Sukarlan, aku akan melakukan hal yang sama! Kawanku lebih kasar lagi ia katanya akan meludahi, ada lagi yang WA ingin menimpuk pakai sandal. Jangan marah ini reaksi tutup botol terpental—akibat yang ditimbulkan dari sebab!
Setelah hukum tidak bisa diandalkan, ketidakadilan terjadi; WO adalah cara terakhir mengekspresikan ketidaksetujuan pada suatu hal. WO adalah realisasi gas sudah tiba sampai ke leher botol. Dia masih untung botolnya tidak pecah.
WO yang akan terjadi lagi dalam bentuk lain tidak ada yang tahu mungkin akan dibalas dalam bentuk lain lagi siapa yang tahu tetapi ingat satu hal dari semua ini yang paling menderita adalah si lelaki yang melihat ke arah jendela.
Hanya ingin mengingatkan kalau masih belum bisa menemukan akar masalahnya walau telah memandang ribuan jam di jendela, kesedihan dan kemarahan keluarga atas mayat yang ditolak, ayat yang dijual berjilid-jilid, intimidasi dan ketakutan yang ditebar bagaimana kalau ini semua terjadi pada diri ANDA?
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.