Komagi & Celeng
Cita-cita idealisme tidak cukup hanya memiliki niat baik dan gairah mewujudkannya, walau pikiran, waktu dan dana sudah dicurahkan semua, sekalipun hidup diwakafkan, karena ada masa cita-cita itu diuji dalam lingkaran idealisme yang lebih menyakitkan. Apabila melakukannya tidak dalam konteks merayakan kegembiraan kemanusiaan maka kecewa akan segera menghentikan hasrat. Idealisme yang tetap bertahan itu karena sebelum gairah itu muncul mereka sebenarnya sudah bertunas dan berbuah dalam ruang pemiliknya.
Keterbatasan Yang Dibiarkan
Jangan merasa sendiri ketika perjuangan tidak ada yang mendukung apalagi sampai keluar pernyataan seperti: “Pembangunan jalan, embung atau infrasrtuktur kan tugas pemerintah!” Hal ini justru akan mematikan cita-cita karena pemerintah dan atau siapapun punya alasan menohok,”Kami tidak pernah memerintahmu bangun embung, bangun jalan tetapi hatimu yang terdoronglah yang menggerakkannya.”
Hati yang tergerak kemudian mampu menggerakan orang lain masuk dalam perjuangan cita-cita harusnya menjadi lazim karena semesta memihak namun perlu diketahui idealisme juga menjadi mata pencaharian yang sangat digemari loh dan dengar-dengar pendapatannya bisa melebihi kerja perkantoran. Sebuah pemahaman bahwa kehidupan ini harus dirayakan bersama namun ada ruang yang mungkin sengaja dibiarkan tetap terbatas agar semata cita-cita itu terus dimurnikan dan ide-ide cemerlang lahir dari kemampuan manusia yang tak disangka-sangka.
Konsep Acara
Karena semua orang percaya, jangankan manusia batu saja bisa diperintah berjalan oleh uang, justru Acara Deklarasi Komagi dan Celeng bisa terselenggara lancar dan sangat meriah dari keterbatasan, seperti sound system yang belum ada menjelang H-2 karena dana yang dianggarkan tidak mampu mendukung acara di alam terbuka, dana kesenian yang belum tersedia sementara tim kesenian butuh persiapan dan kendala lain seperti:
- Kelelahan timja dari masyarakat karena baru selesai mengadakan acara 1 Syuro
- Komunikasi, terlebih Giharu untuk komunikasi bahasa Jawa
- Panggung yang berada di gunung, secara pengalaman baru pertama bagi masyarakat desa, selain membutuhkan anggaran besar, juga membutuhkan kesiapan fisik yang tidak sedikit ketika membangun panggung
- Dana, dana selalu menjadi biang kerok masalah di mana-mana
Keterbatasan selalu memberikan banyak pelajaran berharga bahwa alam dan semesta tidak bisa diintervensi. Hal ini memberi konsekuensi agar tidak mengejar yang artifisial. Pemikiran ini mengonsepi keseluruhan acara karena Gn. Sumbing sebagai latar panggung terindah dari segala latar. Spanduk dari sisa batang kayu tembakau yang bergelantungan di udara yang hampir terlepas sudah tidak dirasa lagi mengurangi makna. Semua karena atas restu semesta akhirnya acara bisa terselenggara sesuai rencana.
Cita-cita Dibalik Deklarasi
Kerangka besar setelah acara deklarasi Komagi dan Celeng adalah isu pembangunan irigasi gunung. Bapak Ganjar dalam pidatonya sangat antusias mendukung dan diharapkan dalam waktu dekat terjadi pertemuan yang cukup serius untuk membahas hal ini.
Beberapa agenda kerja yang akan dilakukan setelah deklarasi:
- Pembentukan tim inti pembangunan irigasi gunung yang akan dikomando oleh Giharu sendiri, yang terdiri dari tim teknis, budaya dan seni, koneksi ke masyarakat Sindoro Sumbing dan pendanaan
- Persiapan dan pembukaan kantor Celeng (sementara menebeng di rumah salah satu penduduk) di Sindoro yang direncanakan paling lambat 5 January 2015
- Peluncuran pelayanan perdana Celeng yang akan diisi dengan acara budaya dan seni kemudian sekalian melakukan penarikan undian berhadiah. Waktu dan tempat akan diinformasikan sgeera
- Rekrutmen tim Komagi, kantor Komagi sementara akan bersatu dengan Celeng
Ucapan Terima Kasih
Melalui halaman resmi ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada PT Djarum Foundation yang telah mendanai kesenian dan beberapa hal terkait, dalam hal ini kepada Ibu Renita, Pak Adi P dan Pak Handojo sehingga acara bisa berlangsung dengan gembira dan meriah.
Juga, ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah dengan rela dan senang hati membantu dan ikut hadir memberi semangat pada acara deklarasi:
- Bapak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
- Bapak Bambang Sukarno, Bupati Temanggung
- Bapak Joko Prasetyono, Camat Kledung,
- Bapak Roesnan, Kapolsek Parakan
- Bapak Amir Hamzah, Lurah Kledung
- Perangkat desa, Kepala Kaum dan perwakilan masyarakat dan kesenian Kec. Kledung
- Prof. Faruk Tripoli, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM
- Relawan Giharu, media dan tamu undangan dari berbagai kota
- Sahabat, kolega yang tak dapat disebutkan satu per satu
- Dan terakhir kepada masyarakat desa Sindoro Sumbing dan teman-teman panitia deklarasi
Dan, dengan segala kerendahan hati, saya atas nama panitia deklarasi mohon maaf apabila ada hal-hal yang dirasa kurang berkenan dan pantas. Semoga cita-cita pembangunan irigasi gunung, Celeng bisa menjadi tulang punggung solusi keuangan mikro desa dikala susah dan terjepit dan Komagi sebagai basis gerakan nyata yang berada di baris terdepan untuk membela gunung.
Silakan klik tautan ini untuk melihat foto-foto dokumentasi deklarasi Komagi dan Celeng.
PENTING! INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.