Parodi Tahu & Doa
Kloset cantik di luar dikontra isi dalam septik tank sangat tepat menggambarkan kondisi jiwa yang amburadul. Kemampuannya berdoa setiap kali makan tahu sementara isi hatinya berkisar belatung dan drakula membuat orang-orang yang masih waras dan menjaga nilai tergeleng-geleng.
Parodi Tahu & Doa
Sebelum naik ke lantai 13 tempat “Massage ++”, ia makan tahu terlebih dahulu sambil berdoa di sebuah restoran sungguhan. Sisa tahu yang masih banyak disodorkan ke kasir dengan maksud agar ‘menu utama’ segera diantar. Kasir sudah ahli menghibur lelaki doyan BSS yang ngebet dan berkata, “Sabar ya Bapak, menu utamanya sedang disiapkan,” padahal di salah satu kamar lantai 13, menu utama sedang bergumul hebat di bak kamar mandi dengan pelanggan berkumis lebat. Tak lama, telepon pun berdering, kasir menoleh ke jam dinding lalu segera memberikan struk tagihan yang sudah termasuk sebotol minuman penambah nafsu racikan bosnya. “Totalnya 2,4 juta rupiah, service charge 21%,” jelas kasir.
Harga tahu naik dari 100 ribu menjadi 150 ribu tidak dipermasalahkan karena ada yang lebih mendesak memanggil.
Struk dan kode yang mereka saling mengerti terselip dalam amplop berisi kunci rahasia kamar 1301 dibalas dengan satu kedipan nakal laki-laki itu. Selembar uang ratusan pun mengalir keluar dari dompetnya, secepat kilat laki-laki itu menggengam erat jemari kasir yang mulus dengan kedua tangannya saat si kasir hendak mengambil uang tersebut. Menggilik-giliknya, membuat si kasir tersipu malu karena tahu maksudnya. Kedipan nakal ia berikan sekali lagi lalu segera membuat langkah besar menjemput kebiasaan buruknya.
Kebiasaan buruk itu telah ia pelihara dari sejak menikah sampai anaknya besar. Ia telah jauh dari koridor perkawinan yang sakral. Uang jutaan untuk menu utama menurutnya sangat pantas karena fungsinya sebagai penambal kekosongan.
Karena isi perutnya penuh dengan kotoran, laki-laki berumur 48-an itu masuk ke kamar mandi lalu duduk di kloset. Lima menit kemudian setelah erangan kedua, keluarlah apa yang ingin ia keluarkan. Ia memperbaiki celananya sekalian mengganti bajunya yang basah dengan sepotong kemeja kantor yang baru. Ia bergegas karena akan memimpin sebuah rapat penting di bilangan kantor yang tidak begitu jauh dari sana. Ia meninggalkan begitu saja wanita yang masih telanjang itu dan kotorannya di kloset dengan dua jenis perasaan lega. Isi perut benar-benar longgar desahnya. Ia menuju ke lift dengan satu keyakinan masih sebagai orang baik-baik karena cintanya tetap pada istrinya.
Satu kali, kami janjian ketemu di mal. Diskusi tentang perjuanganku. Dukungan memang aku cari dimana-mana, termasuk dari dirinya karena ia telah membeli satu set bukuku dan menawarkan bantuan. Pembelian berapa pun selalu ingin kulihat sebagai bentuk dukungan karena aku membutuhkan dana besar untuk merealisasikan proyek-proyek sosialku. Singkat cerita, pokoknya ia sangat mendukung perjuanganku dan pernah mengajukan diri sebagai penjaga stand kalau aku akan road show buku.
Saat di mal, kami duduk di sebuah restoran. Ia tanya mau pesan apa, aku bilang maaf tidak makan malam, lagi pula hari sudah larut sekali dan perutku masih terisi dengan jus yang kuminum saat menunggunya tadi. Ia pun memesan tahu dan makanan lain yang kulupa serta secangkir teh poci lengkap dengan teko isi ulang. Doa pun dimulai. Melihatnya berdoa sambil makan tahu aku bergidik dalam hati, apakah sedang berkawan dengan spesies Bos Jenggot yang genit seperti yang kutulis dalam bukuku? Itulah pertama kali aku melihatnya berdoa saat makan tahu.
Sebagai lelaki ia ingin mentraktir, sayang kartu atmnya tidak bisa diterima restoran dan kartu kreditnya tidak memenuhi minimum belanja, di sakunya hanya tersisa dua puluh ribu. “Untuk bayar tol,” katanya agak segan, serta-merta aku mengeluarkan uang sebesar Rp 40,500 kepada petugas. Kuingat betul, ia berkali-kali minta maaf karena ini kedua kali aku mentraktirnya, yang pertama saat merekomendasi dirinya kepada kolega bisnis dulu.
Dalam perjalanan pulang di taksi yang kupikirkan bukan apakah akan mentraktirnya untuk ketiga kali, yang kulakukan segera menghubungi sahabatku dan melapor, “Weleh-weleh Say! Dia berdoa saat makan tahu.” Sahabatku yang di ujung sana tertawa termehek-mehek, “Munak!” katanya. Aku juga pernah laporan tentang pp-nya ada tulisan “istriku cintaku”, sahabatku langsung menembak, “Lah! Itu biasanya suka jajan. Selingkuhannya dimana-mana!”
PENTING! INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.