Alat Kelamin Wanita
Setelah membaca berita di salah satu media online yang berjudul “Pertama Kali Wanita Arab Saudi Gunakan Hak Suara Dalam Pemilu”, aku sungguh sangat antusias menyambutnya dan ikut merasakan kebebasan itu namun setelah beberapa alinea hatiku tercabik kembali ternyata kebebasan yang didamba masih akan mengalami pendarahan.
Masih ingat perawan wanita dihargai sebatang rokok? Perempuan yang dirajam sampai mati karena menolak kawin dengan lelaki yang pantas jadi kakeknya? Perempuan yang dibunuh setelah diperkosa ramai-ramai? Atas nama perempuan-perempuan yang telah pergi menghadap Tuhan dan perempuan-perempuan yang masih menahan penderitaan berat aku mengutuk keras perbuatan biadab tersebut. Kehebatan yang kalian peroleh dari kekuatan yang berdiri di atas kelemahan hanya untuk membuktikan ketakutan seorang pengecut!
Analisaku kalau penghormatan kepada kaum wanita mendapat tempat terbaik oleh sebuah bangsa, maka separatisme, terorisme dan radikalisme secara umum akan menurun drastis. Aku rasa keluarga yang sangat menghormati ibunya biasanya anak-anaknya hidup rukun damai dan menjaga harmonisasi. Prolognya sangat sederhana sekali: Penghormatan kepada kaum wanita merupakan penghargaan kepada kehidupan itu sendiri.
Beberapa langkah lagi, Arab Saudi bisa menjadi pionir terciptanya perdamaian dunia khususnya Timur Tengah. Arab Saudi mempunyai peran yang sangat sangat strategis dalam hal ini. Berkomitmen memberi penghormatan kepada kaum perempuan lalu meluaskan pengaruh di kawasan tidak mustahil menyelesaikan masalah tanpa maksud menyelesaikan masalah. Bukankah segala cara sudah dicoba hingga dunia hampir kehilangan harapan namun dunia belum juga damai?
Perdamaian dunia adalah perdamaian semua umat manusia dan telah menjadi konsumsi bersama tanpa memandang batas wilayah, suku, agama dan bangsa.
Kebebasan memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat, mendapat akses hak-hak sipilnya dan kesempatan yang sama akan menjadi begitu mudah direalisasikan kalau sudah berada di tingkat pemahaman tertinggi bahwa hak asasi itu melekat dalam diri manusia seperti kulit yang melekat pada daging, seperti jiwa yang mendiami tubuh. Wanita sudah bukan zamannya dihargai dari alat genitalnya walau masih ada yang memperdagangkannya.
Peradaban manusia telah berlangsung dari zaman mencari makan di hutan sampai kini cukup menyentuh menu di tablet—sudah tidak terhitung kaum wanita dijadikan umpan. Kita sedih dan sangat sedih. Oleh karena itu aku jadi suka berpikiran aneh, dari mengibarkan BH dan celana dalam sebagai bentuk dukungan moril lalu mengharapkan suatu hari laki-laki bisa melahirkan mungkin nasib kaum perempuan tidak sepedih itu.
Pesawat yang canggih-canggih terus dibuat dan pembuatnya sudah barang tentu sebagian besar adalah laki-laki namun tanpa wanita apakah sebuah pesawat bisa terbang? Pesawat telah membawa laki-laki terbang menggapai kebebasannya namun janganlah biarkan wanita-mu meratap dalam kegelapan.
Tulisan ini berupaya mendorong agar wanita yang belum mendapatkan akses dan hak-hak dasarnya terus diperkuat, terus berjuang dan bertahan serta kaum perempuan di manapun berada bersatu padu memberikan hatinya.
Aku pribadi, kapasitasku mungkin tidak bisa menjangkau kalian hai wanita-wanita malang namun aku masih ada sebentuk doa yang bisa dikirim. Hatiku teriris bersama kalian.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.