Cara
Pencapaian yang berbasis pada proses sewaktu demi sehari dan sehari demi semasa seperti yang dilakukan seorang perempuan yang memilah batu dari beras. Kepekaannya terbentuk dari repetisi proses yang terus-menerus dan hal itu akan memberi keseimbangan kepadanya kapan harus segera menyelesaikannya dan kapan harus bangkit menanak nasi. Terkesan lambat namun nanti dunia akan terimpresi dengan bunga mawar keluar dari batu karang.
Cara yang kami pakai itu adalah ujian yang kami siapkan untuk diri sendiri. Agar program yang kami kerjakan ini memberi manfaat pedang bermata dua, pertama kepada semua pihak yang terlibat khususnya tim kemudian untuk kelompok kecil yang kami perjuangkan. Inilah yang membedakan sebuah inisiasi yang dibangun dengan kekuatan hati.
Namun katanya sudah banyak yang gerah melihatku ‘kami’. Seharusnya program Sobobanyu sudah sejak lama direspon banyak pihak. Ini gila! Ini program luar biasa Giharu! Seharusnya sudah mendapat banyak dukungan kalau memakai media. Seharusnya ini diekspos besar-besaran oleh media. Ini menyangkut isu nasional soalnya dan seharusnya pemerintah merasa terbantukan! Seharusnya…dan seharusnya…kata mereka-mereka itu.
Baca juga peran warga negara dalam “Siapa Kita: Sobobanyu Pembangunan Jiwa”.
Mungkin ada yang sedang menanti-nanti video yang lebih ‘wah’ tentang penderitaan petani Sindoro Sumbing yang menyayat hati. Bahkan ada seorang kawan di medsos mengusulkan agar aku melakukan improvisasi atas perjuanganku, tujuannya untuk menaikkan eskalasi terhadap dukungan dengan menciptakan situasi yang bisa membuat orang terharu kalau perlu membuat orang menangis sampai mencucurkan air mata.
Teman yang lain mengatakan pengalamanku berjalan kaki seorang diri pada malam hari di jalan raya ibukota saat mau bertemu relawan sudah bisa dijadikan sebuah reality show “Perjuangan Giharu Si Perempuan Gunung” apalagi kesulitanku saat turun naik gunung menembus kabut dengan ojek dan apalagi saat-saat menunggu di tengah jalan ketika ojek yang kutumpangi bannya gembos sementara hujan lebat. Aduh Giharu! Semua itu terjadi pada malam hari dan di jalan yang tidak ada lampunya! Apalagi…dan apalagi kata mereka-mereka yang lain.
Aku rasa ia belum mendengar perjuanganku pada pagi hari yang mana aku bangun dengan hati dan jiwa yang tenang.
Masyarakat demen yang ‘agak sensasi’ agar bisa tergerak, jangan sekedar menginformasikan apa yang kamu lakukan Giharu katanya.
Banyak juga yang mengusulkan agar bekerjasama dengan salah satu acara televisi yang rating-nya tinggi sehingga bisa lebih cepat mendulang dukungan.
Aku tidak apriori terhadap usulan dan usaha-usaha seperti itu yang telah dilakukan orang-orang apalagi untuk tujuan positif. Bahkan kesempatan di kami besar karena fakta berbicara di lapangan banyak sekali, tentang kesulitan petani maupun perjuanganku sendiri serta kawan-kawan yang secara perlahan juga mulai ikut masuk dalam perjuangan ini, namun yang aku pikirkan adalah sebentar lagi aku akan jadi ‘artis dadakan’ dan menerima beberapa iklan kalau memakai pendekatan seperti itu.
Sampai detik ini aku tidak mengharapkan dan tidak ingin nasibku berakhir menjadi sebuah reality show walau ide semacam itu pernah terlintas dalam pikiranku pada awal perjuangan. Setelah aku renungkan, ide itu muncul lebih karena ketakutan ‘proyek perdana’ dalam diriku belum selesai. Sekarang aku melihat dari sudut pandang yang lebih jernih.
Perjuangan yang kami lakukan agak berbeda dengan yang terjadi di publik. Ada pesan yang ingin kubagikan. Pesan jauh lebih penting dari hasil dan hanya bisa maksimal kalau memakai cara-cara sederhana. Ini bagian dari jerih payah untuk tidak menimbulkan distorsi baru dalam setiap aksi pada masa mendatang dan juga bagian dari kontribusi dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan dalam skala kecil. Karena inti dari perjuangan ini adalah bukan diriku dan bukan tim tetapi mereka yang kami perjuangkan. Perjuangan ini harus diteruskan oleh siapapun.
Baca juga “Pembangunan Berkelanjutan: Sobobanyu Pembangunan Jiwa” dan “Distorsi: Sobobanyu Pembangunan Jiwa“.
Mencapai kesuksesan dalam pekerjaan semesta dan dalam rangka membangun daya tahan maka perlu menjaga momentum kapan harus turun gunung dan kapan kembali sembunyi di gunung karena popularitas bukanlah tujuanku dan seharusnya bukan menjadi tujuan siapapun yang ingin terlibat di sini. Setahuku yang heboh-heboh itu setelah selesai dikecap maka secepat itu juga akan dilupakan. Menambah unsur air mata tidak akan menyelesaikan masalah karena pepatah Latin sudah memberitahu justru yang paling cepat kering adalah air mata. Bioskop terus memutar film yang menggugah hati, rumah produksi juga tidak pernah berhenti memproduksi pengetahuan yang menggugah manusia agar lebih memiliki penghargaan untuk bumi, terhadap keaslian dan penghormatan kepada penduduk lokal tetapi berapa banyak yang setelah keluar dari pintu bioskop dan film dimatikan semua berlalu bagai angin.
Terlalu banyak melihat namun tetap tidak bisa tergerak karena masih di level mencari dan dunia ini terlalu banyak persoalan. Urusan domestik saja sudah membuat kepala pusing. Bahkan yang berani mengatakan program ini gila dan luar biasa serta memintaku melakukan improvisasi saja belum tentu melakukan sesuatu diluar kepentingannya lalu bagaimana pula dengan yang diam membisu seribu bahasa?
Video-video yang coba kami buat selalu dalam konteks bahwa orang-orang kecil yang kami dukung bukanlah OBJEK. Mendramatisir dengan memaksa diri seperti memaksimalkan unsur-unsur sinematotografi dengan memakai jasa konsultan video rasanya kurang cocok dalam membangun ketahanan yang berlandaskan cita-cita sederhana yang kami tawarkan.
Semua media komunikasi seperti video-video yang ada dalam situs ini dibuat secara apa adanya dan tanpa menonjolkan seseorang terlebih diriku. Aku selalu berusaha agar pihak yang kami perjuangkan menjadi subjek dan kalau sampai si Giharu muncul dalam video berarti memang saatnya ia muncul. Diriku atau siapapun hanyalah para pelayan nilai-nilai universal. Membiarkan semesta yang menggerakkan seperti mengembalikan masa kepolosan anak kecil kita yang telah lama hilang. Pesannya adalah ada yang lebih kuat dari dunia ini dan inilah yang menjadi sumber harapan. Jikalau semesta yang menyentuh maka ia akan menyentuh sampai ke level sel.
Menggerakkan hati manusia jangan berharap mendapat antusiasme seperti cuci gudang sepatu karet yang menghebohkan itu. Bertas-tas sepatu dibawa pulang tanpa pesan seperti membuat masalah baru di atas masalah lama.
Mungkin tulisan ini belum cukup memberikan dorongan untuk bergabung atau menggerakkan kemana Anda ingin melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup ini dan mungkin orang yang baru membaca tulisan ini masih akan berkata lagi mengapa tidak minta media mengekspos?
Nah, pada akhirnya saat itu tiba, kami memang sedang bicara dengan sebuah media televisi untuk Program KNIH (program fundraising lain untuk memproduksi buku kompilasi nusantara) dan pendekatannya bukan exposing Giharu tetapi program namun jangan lupa semakin cepat mendatangkan media semakin cepat pula masa tayangnya habis namun kalau semesta yang mempertemukan pasti akan lebih indah.
Biarlah semua berjalan sesuai koridor semesta dan semesta tidak akan lambat mengambil bagiannya. Hal-hal sederhana dan apa adanya akan menopang stabilitas jangka panjang untuk manusia. Kalau hidup untuk jangka panjang, maka cara-cara seperti mencari sensasi, membangun demi popularitas menjadi barang haram.
Banyak informasi RPCAS yang sudah kami sediakan sampai hal-hal teknis di situs ini, silakan mulai dari Program Irigasi.
Semua #TurunTangan. Mohon dukung Rencana Pembangunan Candi Air Sobobanyu: Sebuah sistem irigasi gunung yang memerdekakan jiwa! BANTU AKU UNTUK BANTU KITA. Ambil bagian dalam Program Petaru atau untuk kontribusi lebih besar dalam Program KNIH.
Ini tulisan ke-7 terkait Sobobanyu, dengan judul panjang “Cara: Sobobanyu Pembangunan Jiwa”.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Hi eνery one, herte every person iѕ sharing sսch experience, ѕo іt’s nice to rеad this website, and I ᥙsed tⲟ pay a quick
visit thiѕ weblog daily.