Duri Dalam Daging
Kita sadar tidak sangat sering membanggakan-hasil-kerja Bapak Jokowi, tetapi mengapa tidak pernah menyertakan nama pendampingnya ya? Ini pasti ada sesuatu. Rupanya kita spontanitas juga bisa merasakan duri dalam daging pada pemerintahan Pak Jokowi dan biasanya naluri kita sulit menyebut orang yang kita nilai sebagai duri itu. Duri-duri halus di sekitar Pak Jokowi sangatlah banyak, tetapi yang kita maksud ini duri besar.
Indonesia kurang beruntung mendapat seorang pemimpin sebaik Pak Jokowi tetapi beliau tidak didampingi orang tepat. Indonesia diberi emas, tetapi menempel besi hitam; Dalam membangun suatu negara tidak boleh ada dua orang yang dengan derajat kenegarawan yang kontras sebab nanti orang kesatu ingin membangun orang kedua akan menghancurkannya! Aku bicara apa adanya dan inilah penilaian kami terhadap dirinya kalau ia masih belum tahu. Aku dan kawan-kawan termasuk orang yang paling kecewa dengan dirinya kalau ia mau tahu.
Analogi membangun dan menghancurkan adalah suatu perbandingan yang kontras sebab ada derajat kenegarawan yang kontras juga; Pak Jokowi sudah selesai dengan dirinya sementara JK masih guling-guling dengan manuver politiknya yang tidak lain untuk melindungi kerajaan bisnisnya. Jadi sebenarnya rakyat membayar orang nomor dua agar ia belajar menjadi pemimpin sedangkan Pak Jokowi membayar rakyat dengan dedikasinya yang tulus. Kalau sampai JK belum menemukan siapa dirinya di mata rakyat silakan baca fakta di bawah ini:
;Orang nomor satu membangun bendungan dengan cadangan jutaan kubik air telah disambut sujud syukur dan sukacita yang terpancar lewat air mata penuh keharuan. Air itu bagaikan ibu pertiwi yang memanggil anak negeri di rantau pulang membangun kampung sementara orang nomor dua cukup puas dengan sungai yang bau, hitam dan menimbulkan penyakit; karya gubernur sara hasil pilihan politiknya.
;Ada yang selalu ingin menyatukan ada yang doyan menceraikan; jembatan, jalan, bandara dan gerbang di bibir nusantara perlahan-lahan mulai meninggalkan ketertinggalan sedang menuju peradaban adil penuh kebanggaan sedangkan ia gara-gara gubernur sara anak kesayangannya rakyat terbelah dan saling menyakiti yang mungkin tidak akan pernah terselesaikan, tetapi untung si baik menjadi cebong si jahat menjadi kampret.
;Bos suka membuat desa terang benderang sementara pembantu demen warung remang-remang; cek lagi hasil janji si gabener orang pilihannya.
;Damai sentosa dan rasa aman di hati nyaman di mata melihat hasil kerja Pak Jokowi sementara die sangat bangga dengan lapak-lapak liar yang menjamur yang telah meningkatkan kekerasan, angka kriminal kawasan dan prostitusi meningkat. Pernahkah kita mendengar apa reaksinya? Dia bungkam seribu bahasa. Luar biasa bapak kita ini.
;Gemah ripah air, konektivitas terbuka dan desa terang benderang akan terus membesarkan bangsa ini sementara dirinya hanya bisa meninggalkan semua derivatif yang ditimbulkan dari kekacauan diri dan kelompoknya menjadi penyakit sosial yang akan menghancurkan kehidupan yang akan ditanggung anak cucu.
Cukup jelaskan analogi membangun dan menghancurkan?
Terpilihnya bapak berkumis ini adalah fatal sebuah kesalahan yang harus kita koreksi bersama dan akhirnya menjadi tanggungan kita semua sementara apa yang ia tanggung NOL karena urat malu sudah lepas dari leher. Terus terang pada saat itu banyak yang keberatan mencoblos die termasuk diriku, tetapi karena semata Pak Jokowi-lah akhirnya kita mencoba percaya dan meyakinkan kawan-kawan dan di tengah perjalanan keluarlah sifat aslinya.
Kalau semua orang bisa bertingkah seenaknya di ruang publik dan begitu mudah diabaikan lalu mau sampai kapan rakyat dibuat menderita? Kita menolak lupa, die adalah pendukung politik sara di Pilkada DKI! Catat itu! Ia membiarkan mesjidnya SK menebarkan sara. Kita semua tahulah. Sungguh, kawan-kawan yang pernah sholat di sana rasanya mau meninju mukanya saat itu saking marahnya. Bayangi dia orang nomor dua tertinggi di negeri ini yang harusnya melindungi setiap kepentingan individu WN malah bertindak sangat tidak patut sekali.
Tentang manuver politiknya hari ini untuk maju lagi harus kita JEGAL! Dia tidak punya kredibilitas sebagai seorang pemimpin yang dibutuhkan bangsa kita. Kehancuran Jakarta hari ini sangat layak kita kreditkan semua kepada dirinya dan publik akan terus mengejar dirinya sampai kapanpun dan meminta tanggung jawabnya.
Akhirnya aku berpikir, ini bukan manuver politik, ini karena kelebihan syawat. Lalu aku kaitkan kisah orang tua yang semakin ‘nakal’ yang sering aku baca itu ternyata benar.
Mengungkit JK hanya akan menggiring kita ke masa lalu yang sudah tidak ada arti sementara masa depan yang berharga pun belum ia wariskan dalam pikiran kita.
Terima kasih Anda telah berhasil mengotori pikiran kami, gara-gara pilihan politik Anda yang kelam dan sikap tak patut sebagai seorang nomor dua di negeri ini, telah menyeret bangsa ini ke hal-hal yang semestinya tidak perlu bangsa ini hadapi sehingga seharusnya negara bisa lebih maju. Sekali lagi ia telah membuktikan sebagai orang yang tidak punya komitmen kuat untuk melayani rakyat.
Kepala cebong: Hi cebonger apa yang kalian ingat ingat tentang bapak berkumis?
Anak cebong: Oportunis, kemaruk dan tidak tahu diri!
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Comments