Si Bintang Timur
Permata yang paling berharga adalah anaknya yang semata wayang. Air susu ibunya bukan hanya 3 tahun telah mengalir dalam darah dan tulang anaknya, pengertian yang mendalam ibu-anak telah diraih mereka berdua, begitu harapan Giharu.
Anaknya dengan caranya yang polos telah memberikan banyak pengajaran hidup akan siapa Giharu sebagai ibu dan sebagai seorang pribadi dan dengan caranya sendiri menjadi bagian utuh dari cita-cita ibunya. Tak ada sekolah yang mampu memberikan pelajaran sebesar menjadi seorang ibu yang beranakan Alexander Oracle Leonheart.
“Tanpa dirimu maka cita-cita tidak hidup. Nak, kaulah “Bintang Timur-ku”,” ini aku ibumu yang bicara.
Kisah anaknya hari ini ketika Giharu sudah menjadi seorang penulis dari 3 tahun lalu Giharu dan anakknya baru tiba di Temanggung seperti orang yang mengumpulkan batu di tanah Jawa, adalah kisah yang sangat mengharubirukan sanubari ibu-anak, ibu dalam koridor yang melahirkan yang hanya punya tugas memberi yang terbaik kepada anaknya sementara anaknya tentu hanya bisa bertanya mengapa harus pindah ke Temanggung?
Anaknya hari ini dalam keyakinan Giharu sebagai ibu yang begitu mencintainya, kegembiraan dan kebahagiaan di wajahnya memantapkan langkah menuju ke sebuah batu besar cita-cita “Kotak Abadi” di lereng Sindoro Sumbing yang akan dibangunnya.
“Nak, mungkin masih tidak cukup dan tidak akan pernah cukup sebuah penjelasan atas pertanyaan karena perjalanan masih akan diteruskan olehmu kelak dan oleh siapapun yang mengaku mencari keindahan hidup.”
Lihat galeri
Comments