Junius Javaplant
Sejak pukul 06 pagi aku sudah melaju ke Solo, menjemput kawanku Mas Bibit, lalu melanjutkan perjalanan ke Javaplant, di Karangpandang Lereng Gunung Lawu. Perjalanan ini secara jarak bukan saja jauh tetapi baru terealisasi hampir 4 bulan sejak komunikasi: Pertemuan ini mau kulihat sebagai apa?
Sudah beberapa hari tulisan ini kuendapkan. Mencoba merasakan percikan-percikan. Dengan perspektif apa tulisan ini hendak kubawa? Mencari sisi yang paling menyentuh adalah alibi yang paling kuat menyajikan sebuah tulisan yang berjiwa.
Yang aku tahu adalah rasa lelah segera terhapus setelah kami tiba. Suasana pabrik yang begitu teduh yang dikelilingi sawah yang menghijau adalah siraman pertama yang menyegarkan otot-otot yang pegal. Disempurnakan dengan sambutan yang bersahabat dari Bapak Junius Rahardjo, CEO Javaplant. Rasa lapar pun ikut hilang. Kehangatan Bapak Junius sudah terasa saat terhubung di telepon. Aku sudah lama tidah berhubungan dengan orang-orang bisnis, seingatku waktu dulu bertemu rekan-rekan bisnis, kehangatan yang terasa saat berjumpa menyisakan kehampaan ketika kaki melangkah keluar gerbang. Terlalu banyak yang semu!
Pertemuan dengan Bapak Junius kali ini memberi harapan tentang dunia bisnis yang lebih humanis. Perjuanganku serasa menemukan saudara kembar di sana. Ketulusan beliau adalah dukungan pekerjaan semesta yang sudah kupetik terlebih dahulu.
Lalu kami masuk ke sebuah ruangan rapat yang jendelanya terbuka dan di depannya ada sebuah kolam yang airnya menimbulkan suara gemercik. Suatu tanda siklus berjalan dengan baik di bawahnya. Kawanku terus melihat ke luar jendela saat kami menyantap hidangan yang disediakan dan berkata, “Jadi ‘wareg’ melihat ‘itu.” Aku masih belum mudenk apa yang dimaksudkannya. Aku kira ikan, ternyata yang ia maksud lesung. Ada sebuah lesung besar diletakan di pinggir kolam.
Pengertianku bertambah: Kelokalan bangsa mendapat tempat terbaik di Javaplant.
Melantur sedikit tentang lesung. Bagi Mas Bibit lesung sangat berarti dalam perjuangannya. Entah mengapa aku pun tiba-tiba tergoda memikirkan lesung dan mencari literatur ke akar masa laluku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu…Alamak alamak Kakang! Ternyata sejak kecil lesung sudah menjadi bagian hidupku. Aku ingat sekarang, ibuku sering menyuruh menumbuk beras yang sudah dicuci untuk dijadikan tepung beras. Mengapa warisan berpikir dari lesung yang begitu berharga yang diajarkan ibuku baru mampu kuingat sekarang?
Lesung adalah teknologi menghaluskan yang paling ramah bagi alam dan paling memanusiakan manusia. Canda tawa ibu-ibu yang sampai cikikikan terdengar berpadu dengan suara lesung ditumbuk mengundang burung-burung ikut bersenandung. Bapak-bapak datang membawa kayu bakar. Alangkah senangnya melihat pemandangan seperti ini. Mungkin lewat simbol lesung, Javaplant ingin menyampaikan keberpihakan kepada wong cilikkah?
Mesin canggih telah menggantikan lesung di Javaplant, bumbu pawon ibu kita diolah menjadi produk bernilai tinggi, diekspor ke luar negeri. Satu sisi kita ikut bangga, putra bangsa, Junius Rahardjo telah membawanya sampai ke kancah dunia. Namun sisi lain yang sama-sama bisa kita pertimbangkan bahwa sumber daya bangsa yang begitu luar biasa sudah mahfum akan menghasilkan dolar karena banyak yang kita miliki tidak dimiliki bangsa-bangsa lain. Tidak cukup hanya dolar, sumber daya bangsa harus bisa menghasilkan tongkat yang ketika dilempar akan melahirkan tunas.
Tunas adalah lambang harapan yang lebih ril. Peran kunyit, jahe, temulawak sudah begitu banyak ikut campur membesarkan anak bangsa menjadi kuat dan sehat. Lewat, harum bumbu pawon dengan berbagai kegunaan yang sudah terbang kemana-mana, filosofi lesung dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya kuharap memberi dorongan kuat kepada Bapak Junius agar tujuanku ke Javaplant mencari dukungan untuk pembangunan irigasi gunung di lereng Sindoro Sumbing mendapat jalan keluarnya.
Kandungan kearifannya dan nilai-nilai luhur yang sudah sanggup mempengaruhi kita semua sampai ke level gen akan memberi pandangan tentang dunia yang kita pijak sangat indah.
Apa yang bisa kusampaikan sudah kusampaikan. Harapanku, akan ada agenda pertemuan selanjutnya dengan kisah kehebatan bawang merah yang telah mengeluarkan angin di perut anakku, kencur yang meredakan batuk sebagai kisi-kisi yang menyatukan rasa. Semoga.
Sukses selalu untuk Javaplant, Pak.
PENTING! INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.