Mati Sederhana
Kematian adalah sesuatu yang pasti dan kematian juga adalah sebuah bentuk perubahan. Sedih dan kehilangan adalah dua emosi yang akan selalu menumbuhkan harapan bagi orang-orang yang menatap masa depan.
Saat GPI2050 menerima foto kondisi di rumah duka di keluarga orang tua Selvi, menantu Bapak Jokowi dari seorang rekan, kami begitu terhenyak dan menggugat apakah sebuah ucapan belasungkawa cukup mewakili keperpihakan kami atas peristiwa sedih ini dan keberpihakan kita sebagai rakyat kepada presiden yang sangat bersahaja?
Cobalah tengok kondisi rumah orang tua Selvi; cat dinding yang tidak licin lagi, meja kayu yang apa adanya dan kipas angin yang mungkin sudah rewel dan memusingkan kepala adalah interior kebersahajaan seorang Joko Widodo yang telah terbukti berhasil diinternalisasikan ke dalam hubungan interkoneksi dalam diri presiden yang sangat kita cintai ini. Apa sih sulitnya bagi orang yang punya otoritas tertinggi di Indonesia untuk mendesain sebuah rumah mewah bagi besannya? Kami yakin tanpa diminta, dari sejak lama telah banyak rakyat yang antri ingin mau membangun rumah itu, tetapi presiden kita ini adalah spesies yang bukan berasal dari ‘kalangan umum’ yang hidup bukan dari kemewahan anggur dan pencitraan.
Begitu sederhana dan sangat amat sederhana dari sebuah koneksi melekat seorang besan dengan orang nomor satu di negeri ini; kesederhanaan Bapak Jokowi bukan retorika; ia mengikat semua elemen yang terkait langsung dan bahkan tidak langsung dengannya.
Pejuang-pejuang kebaikan untuk negara, pelayan bangsa, orang-orang yang masih waras dan semua relawan GPI2050 yang rela berkorban adalah sebuah intrakoneksi dengan kesederhanaan Bapak Jokowi—secara tidak langsung bahwa semua ini adalah wujud cinta dan penghormatan kita atas dedikasi kesederhanaan beliau. Kami kira, selain serat Bhinneka Tunggal Ika, kesederhanaan itu juga yang membuat kita begitu mudah menyatu dan terblender bersama Jokowi.
Hari Selasa, tanggal 3 April 2018, telah meninggal dunia besan Bapak Jokowi, Bapak Ignatius Didit Supriyadi di Solo. Kami, keluarga besar GPI2050 mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga keluarga besar yang ditinggalkan, terlebih untuk Ibu Suriyadi, istri yang ditinggalkan dan Mbak Selvi-Mas Gibran bisa tabah menerima kehilangan ini. Gusti Allah membantu. Amin.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.