Nero
Bapakku telah berpulang setahun lebih dan Nero telah mati menyandang sebagai pahlawan penjaga gudang kira-kira dua puluh tahun lalu.
Para pencinta hewan yang benar-benar sayang kepada peliharaannya pastilah punya hubungan mesra. Dulu aku juga punya peliharaan, bukan burung tetapi anjing. Saking begitu sering dipisah paksa dari anjing-anjingku, kuputuskan tidak akan memelihara anjing lagi sampai sekarang walau keinginan itu ada. Anakku merengek-rengek agar ia punya anjing tetapi selalu kukatakan nanti repot seperti alasan bapakku.
Anjingku dulu banyak sekali. Pernah suatu kali rumah kami dipenuhi satu kesebelasan anjing. Berawal dari satu ekor yang bernama Meli. Meli kalau beranak selalu di atas sepuluh biji. Sebutan biji dikarenakan anaknya Meli cilik-cilik bingit kayak botol saus seharga goceng. Membayangkannya lagi selalu kuingat sangat kasihan sekali si Meli. Kemana mereka semua? Sebagian besar menjadi nutrisi orang-orang yang telah menyantapnya. Nero adalah anjing terakhirku tetapi bukan keturunan Meli.
Sekarang aku fokus mengenang si Nero. Si anjing berbulu putih dengan kepala hitam. Nero dan diriku mempunyai kenangan yang sangat dekat. Ketika ditanya kawanku jenis anjing apa lantas kujawab kampung ia langsung tidak ada pertanyaan lagi.
Suatu hari Nero dipaksa bapakku menjaga gudang tetangga karena bapakku tidak mau repot. Drama memegang anjing meronta saat aku pulang kerja menjadi pekerjaan rutin bapakku saat itu. Jadi saat aku masih di jalan raya, Nero sudah mencium kedatanganku. Ia akan berlari seperti kesetanan dari belakang ke depan rumah tiada henti. Setelah aku tiba di pagar, Nero makin heboh menunjukkan atraksi penyambutan kepada tuannya. Ia bisa menambah dua kali kecepatan larinya. Pernah bawang dan cabe jualan ibuku berhamburan di lantai gara-gara tertabrak si Nero.
Bapakku pertama-tama akan segera membuka gembok, lalu sigap memegang Nero kuat-kuat, aku buru-buru masuk rumah lalu kabur ke kamar dan mengunci pintu. Kemudian Nero dilepas. Sesaat Si Nero dilepas segera mengejarku ke kamar. Aku pernah kalah cepat serta terlambat mengunci pintu, si Nero menerobos masuk lalu apa yang terjadi? Pelukan ia dapat tetapi stocking-ku robek! Harga satu pasang stocking premium zaman old cukup mahal, setara 10 liter bensin; persis seperti kami sedang main sinetron sore hari yang tokoh utamanya aku, bapakku dan Nero.
Tetapi suatu siang pas pulang ke rumah, tumben aku tidak mendapat sambutan si Nero, rupanya ia telah dibawa pergi tetanggaku. Saat mengetahui itu aku marah sekali dengan bapakku. Aku sempat tidak mau bicara dengannya berbulan-bulan.
Sebelum tahun 2017 ini berakhir. Jadi kupikir lagi tentang sebuah relasi yang sudah usai itu. Aku dan bapakku dan diantara kami ada si Nero. Mungkin telah terjadi kesalahpahaman antara aku dengan bapakku. Mungkin bapakku bukan tidak mau repot memegang Nero tetapi yang ia pikirkan uangku akan terbuang sia-sia untuk stocking atau bapakku takut aku kena bengek. Suatu keputusan kecil telah hadir di batinku; Nero telah memberi kontribusi pembentukan kedekatan relasi antara diriku dan bapakku. Aku yakin itu!
Relasiku dan anakku menjadi bahan pemikiran terkini. Anakku kadang sering mengungkapkan mau menginap di rumah kakakku kalau ke Jakarta hanya ingin bertemu anjing mereka Si Sora. Si Sora itu ampun-ampun galaknya, kecil-kecil cabe rawit tetapi sangat lucu sekali. Si Sora seperti ketemu kawan lama kalau lihat anakku.
Memelihara hewan, tumbuhan atau apa kek membutuhkan energi. Sedikit atau banyak tetap sesuatu yang harus disisihkan [tidak kita atau pembantu] tanpa bisa memaksa peliharaan kita membalasnya. Kalau memelihara benda mati mereka persis bisa seperti kemauan kita. Memiliki peliharaan akan banyak memberi kesempatan sisi-sisi halus kemanusiaan kita bertumbuh. Contohnya diriku yang telah banyak menerima kegembiraan, penghargaan yang diberikan Nero telah membantu diriku membangun kepekaan terhadap lingkungan sekitarku.
Akankah pengalaman seperti membujuk Nero makan atau memberinya obat sakit perut, momen kacau saat memandikan Nero, jalan pagi-pagi ditemani Nero, pulang disambut Nero dengan meriah, saat Nero mendengar semua curhatku, saat makan timun bareng, saat nonton tv di kursi plastik sambil tertidur, canda, tawa, marah, sabar, menjadi lebih rajin, sedih dan bangga kubiarkan anakku mengalaminya?
Seandainya aku bisa lebih sederhana tentang konsep konsekuensi dari kerepotan yang ditimbulkan dan anak butuh pengalaman mungkin tahun depan di antara diriku dan anakku perlu seekor anjing juga. Anjing gimbal seperti punya bos FB seru juga kukira.
Selamat Tahun Baru 2018. Tetap Sederhana.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.