Pembongkaran Diri-1
Bayangkan diri kita ini seperti sebuah kontainer. Datang dan pergi selalu terisi beban. Pernahkah sebuah kontainer tidak pernah mengalami pembongkaran setelah tiba di sebuah tujuan? Tetapi mengapa manusia lupa membongkar diri hingga tujuan berakhir?
Mengapa manusia tidak perhatian pada isu pembongkaran diri sementara tanpa sadar terus menjejali diri padahal sudah melebihi kapasitas.
Pembongkaran diri adalah sebuah proses penyadaran diri tentang posisi terkini untuk mendapatkan selisih antara yang dipikirkan dengan kenyataan. Sangat besarkah perbedaannya? Semakin besar diferensiasi berarti ada bagian diluar kendali lebih besar dari yang dikendalikan; antara pikiran dengan kenyataan yang terjadi dari apa yang dipikirkan itu.
Seperti mainan anak-anak yang bisa gerak-gerak sendiri di malam hari padahal si anak sudah terlelap di sampingnya; kita telah kehilangan kontrol atas apa yang kita lakukan atau katakan yang bermuara pada ambiguitas, ketidaksesuaian dan ketidakkonsistenan; inilah hasil selisih itu.
Contoh satu kasus mengapa ada orang lebih suka bicara, tetapi tidak fokus eksekusi selain ia sudah begitu terikat zona nyamannya juga permasalahan kejiwaan, kecerdasan emosional dan sosial. Berbicara adalah aktivitas yang bisa dilakukan sendiri tanpa risiko friksi dari kolektivitas yang harus diterima saat melakukan eksekusi. Tidak ada persaingan atau pertarungan terbuka di sana serta tidak perlu dukungan kolektif besar sehingga momok-momok bisa dihindari.
Dari sisi keamanan pribadi, berbicara lebih nyaman dibandingkan mengeksekusinya. Energi yang dibutuhkan juga lebih kecil. Begitu banyak orang punya ide cemerlang, tetapi tengok hanya segelintir saja yang mampu dan mau mengeksekusinya. Mengapa? Mungkin jiwa penarung tidak terlatih sejak kecil atau terbiasa mengalah asal semua senang. Menghindari konflik, kurang percaya diri, penghargaan pada gagasan itu sendiri lemah dan mungkin juga telah terjadi kesalahan konsepsi peran intelektualitas dan cara untuk menjalani hidup yang telah menjadi waham menjadi penyebab mengapa seseorang tidak tertantang mengeksekusi gagasannya.
Terlalu banyak atau lebih suka bicara dengan tanpa eksekusi, terlalu cepat patah padahal perang belum dimulai, terlalu banyak komplain tanpa berbuat, terlalu reaktif padahal realitas belum tentu seperti yang dipikirkan, terlalu lemah, menerima sikon dan cepat mengalah padahal peluang masih terbuka lebar, terlalu egois padahal belum tentu memuaskan dirinya atau mengatakan realitas sangat getir padahal yang membuat kegetiran adalah dirinya sendiri; semua itu menghasilkan selisih antara alam pikir-realitas; ambiguitas, ketidaksesuaian dan ketidakkonsistenan adalah contoh-contoh dari hasil diri yang tidak pernah atau jarang dibongkar.
Sesuatu yang dipikirkan, tetapi belum menjadi nyata namun sudah mengalami pembongkaran diri mungkin akan memperkecil selisihnya sehingga potensi konsistensi, hubungan linear pikiran-kenyataan minimal bisa dipertahankan dan yang paling penting adalah menuju pada arus utama pembangunan keseimbangan yang menjadi cita-cita semesta.
Prinsip pembongkaran diri adalah refleksi dan niat kuat. Diam dan mendengar adalah dua unsur utama refleksi. Diam dan mendengar yang secara sengaja dan sadar serta aktif-rutin dilakukan sangat bergizi untuk keseimbangan dalam skala personal; jiwa, mental dan pikiran itu sendiri. Sekaligus hal itu menaikkan kapasitas diri.
Niat kuat membutuhkan keberanian, berpikir di luar kotak dan kreativitas. Niat kuat yang dimaksud adalah niat merelakan hidup kita ini hanyalah wadah bagi kehendak semesta. Semakin reflektif semakin bertambah kuat niatnya untuk pasrah pada ide “aku ini hanya wadah”. Dimensi refleksi-niat kuat merupakan integral dari prinsip pembongkaran diri.
Titik ekstrim pada pembongkaran diri adalah pengingkaran diri. Keluar dari zona nyaman adalah tantangan umum dalam proses pembongkaran diri, tetapi biasanya kita akan keasyikan lagi pada zona nyaman berikutnya setelah satu periodesasi pembongkaran diri kita lewati. Manusia yang telah mampu mengingkari diri akan terbebas dari perkara zona nyaman terkait dirinya. Dunia telah banyak menyediakan tokoh-tokoh yang telah berhasil mengingkari diri dari tingkat sederhana sampai kompleks. Cara mengetahuinya mereka boleh dikata hampir tidak fokus pada kepentingan diri sendiri.
Kalau masih sering merasa ada yang tidak beres dalam diri, ada yang belum maksimal, harusnya begini bukan begitu—tanda-tanda pembongkaran diri segera perlu dilakukan!
Baca juga: Pembongkaran Diri-2: Mengapa perlu melakukan pembongkaran diri?
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.