Cita-cita Seharusnya Dibangun Di Atas Pijakan
Lahan tidak pernah bertambah walau hanya se-inci kecuali dirambah dan dialihfungsikan, manusia dengan keinginannya terus mendesak sampai ke hutan-hutan, ke gunung-gemunung, di bukit-bukit, kerakusannya sudah melebihi Gunung Sindoro Sumbing, menjangkau dan ingin merobek langit agar keinginannya sempurna. Sedikit yang peduli namun banyak yang butuh keteduhan alam. Jangan bohong, hati manusia yang galau selalu berhasil dibasuh oleh kesejukkan alam.
KOMAGI
KOMAGI atau Komunitas Manusia Gunung Indonesia adalah gerakan resmi yang ditunjuk sebagai organ penggerak dalam Divisi Alam. KOMAGI dalam menjalankan programnya bekerja sama dengan divisi terkait dalam tubuh YPG. YPG selalu melakukan kegiatan dengan memberikan solusi yang terintegrasi karena alam tidak bisa lagi dipisahkan dari aktivitas manusia, di dalam KOMAGI menyangkut tiga komponen, yaitu:
- Alam, terkait preservasi, proteksi dan konservasi
- Masyarakat, terkait aktivitas manusia yang terdampak pada alam
- Lingkungan, terkait aktivitas masyarakat hidup dalam lingkungannya yang memberi dampak pada alam
Latar Belakang
Jati diri alam adalah kealamiahannya, berkah semesta. Kalau betul pariwisata dibangun untuk mereguk kemolekan alam maupun memberi nilai tambah masyarakat lokal, harusnya orientasi kematerialistikan yang ‘tidak teratur’ dan keinginan menyeragamkan alam dalam konteks tersebut tidak perlu terjadi. Disintegrasi cara menangani alam pada tingkat paling rendah sudah terjadi.
Lihatlah lahan sekitar jalan nasional Parakan Wonosobo, tepatnya di kaki Gunung Sindoro Sumbing, Kledung, Temanggung, aktivitas dalam kurun waktu 3 tahun sudah sangat cukup merubah wajah lereng Sindoro Sumbing. Bagaimana dengan permata nusantara yang lain? Giharu dengan segala kecintaannya kepada alam dan gunung tidak cukup hanya meringis dalam hati, harus ada upaya nyata segera dalam dirinya, dengan memberi perimbangan kepada ‘pemahamanan cita-cita harus dikejar sampai ke ujung langit’. Divisi Alam melalui KOMAGI adalah wadah untuk melakukan aksi nyatanya.
Ekonomi Tergantung Kelestarian Alam
UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 sering dikonotasikan alam harus dieksplorasi sebanyak-banyaknya, sejak itu muncullah pemikiran: “Oh lokasi ini belum digarap”, “Oh, daerah ini belum dimanfaatkan!” Motif dan tujuan ke alam melulu pembangunan fisik. Ide-ide ‘kota’ dipaksa, kearifan lokal berdarah-darah menjaga dirinya, terhimpit globalisasi terdesak bangsanya sendiri.
Pemodal dan pemegang otoritas memang tidak pernah mau disalahkan karena semua lapisan terlibat mengingkari alam. Kita sesali adalah pendekatan dengan mental tidak memihak jati diri alam padahal pembangunan ekonomi tanpa kelestarian semesta dan alam juga tidak mampu bertahan bukan?
Alam selalu menyediakan cara berpikir dalam pembangunan kelestarian semesta, termasuk takdir ekonomi di dalamnya. Manusia yang hanya memikirkan hidupnya sendiri tak akan mampu bergerak ke arah bahwa hidup hari ini terkandung hak hidup generasi mendatang. Negara sebagai pemangku kebijakan sudah harus dalam taraf serius memikirkan hak generasi mendatang, hal ini menyangkut ketahanan sebuah bangsa.
Mengapa Gunung?
Gunung dan bukit adalah tempat tertinggi yang dimiliki planet bumi, setelah itu langit dan angkasa, kalau dataran tinggi saja sudah berubah strukturnya maka bencana di dataran rendah hanya tinggal menunggu waktu. Inilah salah satu alasan mengapa gunung dan bukit HARUS AMAT SANGAT diproteksi. Gunung adalah oase terakhir yang dimiliki manusia Indonesia mendapatkan kegembiraan (red. kita belum bahas laut). Indonesia negeri kaya gunung sudah harus menghentikan pandangan “gunung poros ekonomi kreatif” walau itu sangat benar. Gunung harus dilihat sebagai tempat belajar sebuah kehidupan berlangsung dengan harmoni. Gunung adalah kehidupan yang sesungguhnya.
Visi Misi
Sebagai gerakan yang cair, terbuka tetapi berani, tegas dan memperjuangkan kepentingan alam demi kepentingan manusia sendiri.
Tujuan
- Pertahanan lahan pertanian, mencegah lahan pertanian di sekitar gunung tidak berubah fungsi
- Mitra sejajar, menjadi mitra sejajar dengan komunitas lokal dan dengan divisi terkait untuk mewujudkan program Revitalisasi Desa
- Pendampingan, memberi pendampingan tentang, perlindungan dan konversi hutan dan lingkungan
Fokus Divisi Alam
Kegiatan dan program dalam Divisi Alam bersifat abadi dan universal karena merunut manusia akan masih terus mendiami bumi. Giharu memulai gerakan ini sebagai langkah kecil dengan harapan akan semakin banyak tumbuh gerakan pro alam. Fokus-fokus itu adalah:
- Pertama, lahan pertanian di sekitar gunung dan bukit, Sindoro Sumbing Kledung sebagai proyek contoh
- Kedua, lahan pertanian di sekitar Temanggung
- Ketiga, lahan pertanian di daerah-daerah nusantara. YPG berharap cita-cita ini bisa dikloning dengan baik
Deskripsi dan Cara Kerja
- Tahap 1: Deklarasi KOMAGI (sudah terlaksana bersamaan Deklarasi CELENG-Keuangan Mikro tanggal 1 November 2014, lihat dokumentasi ) dan pembentukan pengurus dan tim kerja, anggota yang terlibat di dalam komunitas adalah cikal bakal anggota dari lembaga keuangan mikro. Giharu dan Kelompok Kesenian Bangilun akan menjadi pelopor
- Tahap 2: Pemetaan lahan dan permasalahannya dan pembentukan sel lingkungan
- Tahap 3: Kampanye dan pembangunan pemahaman perlindungan gunung lestari
- Tahap 4: Implementasi program-program yang berhubungan dengan masyarakat dan terkait divisi lain
Deskripsi Program
Comments