Budaya Adalah Jiwa dan Roh Suatu Bangsa
Budaya adalah cara hidup suatu masyarakat, dengan menjadikan budaya sebagai laku hidup sehari-hari kita sudah merawat budaya agar selalu lestari. Budaya ditopang oleh desa-desa, hutan-hutan dan kota-kota kecil yang masih hidup komunal bukan individualistik, oleh sebab itu desa menjadi pusat yang penting demi terjaganya sebuah budaya. Budaya yang hanya dijadikan seni pertunjukkan sering disalahartikan telah melestarikan budaya padahal sebenarnya itu hanyalah wujud dari budaya yang didagangkan; suatu pemikiran yang menganggap seluruh komponen hidup harus bisa memberi nilai tambahnya demi pembangunan ekonomi.
Sastra adalah bagian terpenting yang membentuk kebudayaan suatu bangsa, dari bahasa ucap dan tak terucap mempengaruhi tata perilaku dan kebiasaan pada suatu masyarakat kemudian terbentuklah kebudayaan. Kebudayaan yang kita miliki bukan hanya timur tetapi sangat timur namun mengapa justru kita sangat kebarat-baratan?
Krisis Jati Diri
Cita-cita besar Wahana Berpikir Berimbang (WaBeBe) adalah kembali ke jati diri yang sejati dan bangga dengannya. Menjadi orang desa adalah kebanggaan, menjadi petani adalah kebanggaan, menguasai bahasa Jawa, bahasa Dayak, lebih suka singkong dan nasi aking, berwayang, berkain, bisa menari Topeng Ireng, suka main engklek atau hanya punya congklak adalah kebanggaan. Nusantara adalah segala kebanggaan tersedia.
Bangsa-bangsa terus mengalami krisis identitas, tidak di barat tidak di timur. Arus globalisasi yang menyenangi keseragaman dan percepatan terus menerpa kultur-kultur yang berbasis alam yang sering dicitrakan milik budaya timur. Ada pihak yang bertahan namun banyak yang memilih mengikuti arus.
Kemampuan Budaya Melahirkan Kreativitas
Indonesia dengan kekayaan diversitas yang begitu luar biasa sangat mampu melahirkan kreativitas yang tak terbatas. Elemen maupun komponen budaya yang kita miliki melebihi dari yang ditulis oleh para pengamat kebudayaan dan sosial dunia, budaya nenek moyang seperti mendesak roh-roh yang tak kelihatan agar menghidupkan kehidupan menjadi lebih indah namun semua ini akan punah kalau tidak ada yang merawatnya.
Konsekuensi dari keterbukaan memang akan terus melahirkan kreativitas yang mungkin akan menjadi seperti milik global namun apalah artinya menjadi warga dunia tanpa identitas. Justru identitaslah yang mewarnai dunia.
Hidup Di Indonesia Namun Berbudaya Eropa
Orang Indonesia hiduplah sesuai budaya Indonesia dan orang Eropa hiduplah sesuai budaya Eropa. Mari dengan perbedaan kita saling memperkaya. Kebudayaan Eropa pada zaman dahulu sangat percaya bahwa orang yang menguasai musik klasik lebih berkebudayaan dibandingkan menguasai musik tradisional dan dianggap tidak berkebudayaan alias ‘kampungan’, pemikiran lama itu lucunya masih bertahan dan tumbuh di negara Indonesia sendiri.
Latar Belakang
Giharu sebagai penulis yang sangat fokus pada kelokalan suatu bangsa. Sejak awal sudah sangat antusias mendevosikan diri dalam rangka kelestarian budaya bangsa, lewat sastra ia mempengaruhi dan lewat Divisi Budaya dan Kreatif yang ia bentuk tidak lain adalah dukungan ril yang ingin ia lakukan untuk turut melestarikan budaya bangsa. Melestarikan budaya bangsa bukan semata menemukannya lalu menjadikannya sebagai objek tetapi filosofi yang harus digali dan nilai-nilainya disebar adalah perwujudan dari citra budaya yang sesungguhnya.
Perawat Budaya Bangsa (PBB)
PBB adalah gerakan untuk melahirkan perawat kelokalan budaya bangsa, dalam hal ini Indonesia dengan pendekatan budaya sebagai subjek. Proses-proses mengalami harus dilewati bagi seorang perawat budaya. Bekerjasama dengan Divisi Sastra dan Buku dan Divisi Alam akan terus melakukan kompilasi nusantara yang berisi dokumentasi tiga zaman waktu pada budaya-budaya setempat dengan segala permasalahannya dalam bentuk tulisan maupun audio visual.
Visi Misi
PBB sebagai gerakan lokal yang diharap akan membangun jaringan internasional. Pemikiran ini dilatari dari konsep bahwa nasib suatu budaya akan ditentukan oleh budaya bangsa lain. Hal ini untuk menggempur sebuah budaya ‘allien’ yang kami sebut budaya instan tanpa memiliki jati diri. Budaya-budaya instan sudah sering kita dengar, perkembangan teknologi informasi dan percepatan dunia telah menjadi carrier yang paling suci bagi suburnya budaya instan.
Tujuan
- Membangun kebanggaan, mengajak agar mencintai budaya lokal dan menjadikannya sebagai sebuah kebanggaan
- Merawat budaya, melakukan proteksi, konservasi dan revitalisasi budaya lokal dengan berbagai cara yang tepat
- Kelompok seni baru, semakin banyak tumbuh kelompok-kelompok kesenian yang mempunyai dedikasi pada kehidupan
- Budaya saling memperkuat, saling bertukar budaya antardaerah maupun antarbangsa demi menguatkan sendi berbangsa
Fokus
- Pertama, generasi muda
- Kedua, kelompok kesenian
- Ketiga, masyarakat umum
Deskripsi Program
Comments