Wahana Alamiah Menemukan Diri Bagi Manusia Berpikir
Banyak penjahat meninggal di penjara, lebih banyak lagi pengendara tewas di jalan karena ceroboh namun yang paling banyak adalah orang mati karena tidak menemukan diri. Diri dalam sketsa tiga waktu harus ditemui namun yang kekinian harus dipeluk untuk hidup dalam realitas, melakukan yang paling diingini dan dijauhkan dari kesemuan.
Penemuan Diri
Penemuan diri bicara tentang aku dan reaksiku terhadap sesuatu dan sesuatu yang terdampak dari reaksiku. Pencarian jati diri manusia sejak remaja tentang aku ini siapa, aku mau apa dan alasan melakukannya akan mengalami fase pencarian kematangan tentang suatu pertanyaan yang paling menggugat yaitu, “Apakah aku sudah melakukan yang paling aku ingini dalam hidup?” Dalam sisa waktu mungkin?
Banyak orang yang kurang beruntung bisa mengalami tahap penemuan kematangan karena tidak hadirnya pemicu, kalau ada, pun dirasa masih kurang getarannya. Secara unik, orang dewasa butuh pemicu rasional sampai tidak rasional untuk menggerakkan jiwa, seperti mengalami kehilangan seseorang yang sangat dicintai, vonis penyakit mematikan, perceraian, kegagalan dalam bisnis maupun karir atau kadang alasan sepele seperti bertemu sebuah objek dalam mimpinya sampai terinspirasi oleh suatu tulisan; alasan-alasan tersebut kadang sangat mampu mendorong seseorang menelusuri motif yang mengajaknya untuk memeluk tujuan hidup yang sebenarnya.
Tentang Sebuah Rumah Berpikir
Rumah Berpikir bukanlah sebuah resor atau vila atau sebuah tempat yang akan membiarkan pengunjung makan tidur, menghirup udara segar alam pegunungan dan pulang dengan pikiran kosong. Rumah Berpikir adalah sebuah wahana atau kondisi pemicu dalam bentuk lain. Rumah Berpikir adalah bagian tak terpisah dari Wahana Berpikir Berimbang (WaBeBe) dalam sebuah cita-cita sederhana “Kotak Abadi” yang ingin ditularkan kepada masyarakat luas. Pengunjung akan dijamu sebagai pengembara yang ingin belajar menjadi bagian serta mengalami dinamika kealamiahan dari sumber yang sejati; alam dan sosial masyarakat tradisional-nya. Panggilan utuh dari Rumah Berpikir adalah memberikan pemicu alamiah dalam kealamiahan.
Suasana desa, alam pegunungan, kekumuhan, manusia-manusia lereng yang terus bertahan dan menapaki hidupnya dalam arus modernisasi adalah cermin yang bisa dibawa pulang untuk menakuti tujuan materiaslistik yang terlalu dikejar pada era ekonomi modern. Proses dan hal-hal sederhana yang akan sengaja dipertahankan adalah dimensi yang akan dijumpai sang pengembara waktu di Rumah Berpikir.
Kaveling Perumahan
Awalnya, ide Rumah Berpikir juga terinspirasi dari kaveling perumahan yang pernah ditempati Giharu sewaktu hidup di Jakarta: Kaveling perumahan yang gersang juga dirasa kurang elok namun pembangunan yang marak hingga mengisi semua ruang hijau sampai tidak bersisa satu sudut yang mana mata bisa melepas bebas bertemu kaki langit juga ia rasa tak senang. Berpindah dari satu perumahan ke perumahan selama 26 tahun sebagai warga ibukota Jakarta telah memberinya inspirasi; suatu hari ia akan mendirikan kaveling Kotak Abadi-nya, di atas gunung akan ditegakkan.
Visi Misi
Menjadi sebuah wahana alamiah bagi Sang Pengembara Kehidupan bertemu dengan dirinya dalam tiga dimensi waktu; masa lalu, masa kini dan masa akan datang.
Tujuan Rumah Berpikir
- Jadi berpikir, menyentuh dengan lembut Sang Pengembara Kehidupan pulang membawa satu pertanyaan penting: “Apakah yang aku lakukan selama ini adalah yang paling aku inginkan dalam hidup?”
- Mendalami gaya hidup sederhana, timbul ketertarikan mendalami gaya hidup sederhana yang sejati
- Aksi nyata, menjadi pemicu alamiah yang mampu menggerakkan jiwa melakukan aksi nyata di masyarakat
- Membawa pesan, menyebarkan nilai-nilai luhur kepada peradaban
- Sarana YPG, merupakan sarana bagi YPG dalam mengaktifkan program-programnya dengan segala kemungkinan yang bisa dikaitkan
Sasaran
- Sang pengembara kehidupan yang bersifat pribadi atau kelompok
- Peneliti baik secara individu maupun kelompok
- Peziarah dari keluarga, sekolah, kampus, komunitas, lembaga komersil dan non komersil
Jangkauan
Dalam negeri dan internasional
Deskripsi dan Cara Kerja
- Tahap 1 Persiapan: Pembentukan jaringan, pematangan konsep dan disain, pemetaan lokasi (dengan divsi alam), study banding, pengukuran dampak, penelitian, dokumentasi dan sebagainya
- Tahap 2 Pematangan: Finalisasi konsep, sosialisasi, perizinan, pembangunan pengetahuan
- Tahap 3 Pelaksanaan 2: Pembangunan terkait inti dan tujuan program, pembangunan Rumah Berpikir secara bertahap
- Tahap 4 Evaluasi: Koreksi, evaluasi dan pengendalian
- Tahap 5: Pembukaan: Pembukaan untuk umum
Lokasi
Untuk tahap awal, Rumah Berpikir rencananya akan dibangun di dua lokasi dengan lanskap yang berbeda, kedua lokasi tersebut terletak di Kab. Temanggung. Realisasi lokasinya mungkin saja bisa berubah sesuai situasi dan kondisi.
1. OMAH WATU SINDORO SUMBING
Sindoro Sumbing akan menjadi pusat Kotak Abadi dalam cita-cita Wahana Berpikir Berimbang (WaBeBe). Semua kegiatan dan program inti dalam setiap divisi akan dibesut dari sana. Sindoro Sumbing dengan alamnya yang maha dahsyat harus dijaga keasliannya sehingga kehadiran program benar-benar dappat memberi perimbangan yang sangat halus dan menyatu dengan struktur alam maupun masyarakatnya. Rumah Berpikir Sindoro Sumbing mempunyai peran yang sangat penting.
Program Omah Watu Sindoro Sumbing
2. OMAH BAMBOO TITANG
Dusun Titang berlokasi di Kecamatan Tembarak, Temanggung. Titang adalah sebuah desa tempat bambu menjadi rajanya pada zaman dahulu, seiring dengan pabrik industri kayu lapis yang menjamur di Temanggung, geliat penganyam bambu sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh warganya, beralih menjadi buruh pabrik, tinggallah yang sepuh-sepuh meneruskan tradisi nenek moyangnya. Rata-rata bambu yang dianyam kini hanya untuk kepang tempat menjemur padi. Bambu sebentar lagi hanya tinggal kata-kata.
Program Omah Bamboo Titang
Comments